Profil Desa Condongcampur
Ketahui informasi secara rinci Desa Condongcampur mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Condongcampur, Sruweng, Kebumen. Mengupas tuntas jejak sejarahnya yang kaya sebagai titik pertemuan peradaban di masa lampau, potensi situs purbakala yang signifikan, legenda Eyang Condro, serta warisan budaya yang masih hidup di tengah masyar
-
Situs Sejarah dan Purbakala Penting
Dikenal sebagai lokasi situs purbakala yang signifikan dengan berbagai temuan benda peninggalan dari era peradaban Hindu-Buddha hingga masa awal Islam di tanah Jawa.
-
Nama Desa yang Mencerminkan Sejarah
Nama "Condongcampur" secara harfiah merupakan cerminan dari sejarah panjang desa sebagai tempat "bercampurnya" berbagai golongan, keyakinan, dan budaya pada masa transisi kerajaan di masa lalu.
-
Warisan Budaya yang Hidup
Tradisi, legenda, dan keberadaan tempat-tempat yang dianggap keramat masih dihormati dan menjadi bagian penting dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat hingga saat ini.
Sebuah nama dapat menjadi jendela menuju masa lalu yang agung. Di Desa Condongcampur, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, nama tersebut adalah sebuah prasasti hidup yang menceritakan kisah epik tentang pertemuan peradaban, toleransi dan akulturasi budaya di tanah Jawa. Desa ini bukan sekadar pemukiman agraris biasa; ia adalah sebuah situs sejarah dan purbakala yang penting, di mana setiap jengkal tanahnya seolah menyimpan gema dari masa lampau. Di sinilah warisan Hindu-Buddha dan syiar Islam pernah bertemu dan berpadu, meninggalkan jejak yang hingga kini masih dihormati dan menjadi identitas utama masyarakatnya.
Geografi dan Demografi Desa Bersejarah
Desa Condongcampur terletak di wilayah dataran rendah Kecamatan Sruweng, dengan kontur tanah yang subur dan sangat mendukung untuk kegiatan pertanian. Secara geografis, tidak ada hal yang menonjol secara ekstrem, namun secara historis, lokasinya diyakini sangat strategis pada masanya.Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 250 hektar. Berdasarkan data kependudukan terbaru, Desa Condongcampur dihuni oleh 3.512 jiwa. Dari data tersebut, dapat dihitung bahwa tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.405 jiwa per kilometer persegi.Secara administratif, Desa Condongcampur berbatasan langsung dengan beberapa desa tetangga. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Jabres. Di sisi selatan berbatasan dengan Desa Penusupan, sementara di sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pejagoan, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Donosari.
Menggali Makna "Condongcampur": Legenda dan Fakta Sejarah
Kekuatan utama dan keunikan Desa Condongcampur terletak pada sejarah dan asal-usul namanya. Nama "Condongcampur" diyakini lahir dari sebuah peristiwa besar di masa lalu, yakni pada era transisi kekuasaan dari Kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu-Buddha ke Kerajaan Demak yang bercorak Islam.Menurut legenda yang diwariskan secara turun-temurun, wilayah ini menjadi titik pertemuan (campur) dari berbagai golongan yang memiliki kecenderungan atau loyalitas (condong) yang berbeda-beda. Satu pihak adalah para pengikut ajaran lama (Hindu-Buddha) yang tersisa dari Majapahit, dan pihak lainnya adalah para penyebar ajaran baru (Islam). Di tempat inilah konon terjadi dialog, interaksi, dan akhirnya akulturasi damai di antara kelompok-kelompok tersebut. Salah satu tokoh sentral dalam legenda ini adalah Pangeran Bumidirjo, seorang bangsawan dari Majapahit, dan Eyang Condro, yang dihormati sebagai salah satu leluhur desa.Legenda ini bukan sekadar isapan jempol, melainkan diperkuat oleh berbagai temuan arkeologis di sebuah area yang kini dikenal sebagai Situs Condongcampur. Di situs ini, para peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) telah menemukan berbagai artefak penting seperti lingga dan yoni (simbol kesuburan dalam ajaran Siwa), batu-batu candi, keramik kuno, hingga senjata pusaka seperti keris. Temuan-temuan ini menjadi bukti otentik bahwa wilayah ini pernah menjadi pusat aktivitas peradaban yang penting jauh sebelum menjadi sebuah desa seperti sekarang.
Tata Kelola Pemerintahan: Menjaga Warisan Leluhur
Pemerintah Desa Condongcampur memikul tanggung jawab yang unik, yaitu tidak hanya sebagai penyelenggara pemerintahan modern, tetapi juga sebagai penjaga atau kustodian dari warisan leluhur yang tak ternilai. Bekerja sama dengan BPD, pemerintah desa secara aktif berkolaborasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) untuk melindungi dan merawat situs-situs yang ada.Setiap perencanaan pembangunan, terutama yang bersifat fisik, selalu dilakukan dengan kehati-hatian agar tidak merusak atau mengganggu area yang diyakini memiliki nilai sejarah. Pemerintah desa juga berperan dalam melestarikan tradisi lisan dengan mendukung kegiatan-kegiatan budaya yang berkaitan dengan sejarah desa.
Kehidupan Ekonomi: Bertani Sambil Merawat Sejarah
Perekonomian utama masyarakat Desa Condongcampur bertumpu pada sektor pertanian. Lahan sawah yang subur dimanfaatkan untuk menanam padi dan palawija, yang menjadi sumber pendapatan pokok bagi sebagian besar keluarga. Aktivitas pertanian berjalan seperti desa-desa lain di sekitarnya, namun dengan kesadaran bahwa mereka menggarap lahan yang kaya akan jejak sejarah.Di luar pertanian, potensi ekonomi dari sektor pariwisata sejarah mulai digali, meskipun masih dalam skala rintisan. Keberadaan situs purbakala dan makam-makam yang dikeramatkan menarik minat para peziarah, sejarawan, dan wisatawan minat khusus. Hal ini membuka peluang bagi warga sekitar untuk mendapatkan pendapatan tambahan melalui penyediaan jasa atau penjualan makanan dan minuman.
Denyut Kehidupan Sosial dan Spiritual
Warisan sejarah sangat terasa dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Desa Condongcampur. Situs-situs peninggalan masa lalu bukan hanya menjadi benda mati, melainkan ruang sosial yang hidup. Makam Eyang Condro, misalnya, menjadi salah satu titik yang paling dihormati dan sering dikunjungi oleh warga untuk berziarah, terutama pada momen-momen tertentu dalam kalender Jawa seperti malam Jumat Kliwon atau bulan Sura.Tradisi seperti kenduri atau selamatan di tempat-tempat yang dianggap petilasan masih rutin dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa ingatan kolektif masyarakat terhadap sejarah dan para leluhur masih sangat kuat. Kehidupan beragama berjalan dengan rukun, mencerminkan semangat "condongcampur" itu sendiri, di mana nilai-nilai Islam hidup berdampingan dengan penghormatan terhadap tradisi dan warisan dari masa pra-Islam.
Tantangan dan Visi sebagai Desa Cagar Budaya
Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Condongcampur adalah bagaimana melestarikan warisan berharganya di tengah tuntutan zaman. Perlindungan situs dari risiko kerusakan, baik oleh alam maupun tangan manusia, menjadi prioritas utama. Selain itu, diperlukan upaya edukasi yang berkelanjutan kepada generasi muda agar mereka memahami, menghargai, dan merasa memiliki warisan leluhur mereka.Visi masa depan Desa Condongcampur adalah berkembang menjadi sebuah Desa Cagar Budaya atau Desa Wisata Sejarah yang dikelola secara profesional. Untuk mencapai visi ini, beberapa langkah strategis perlu ditempuh:
Penyusunan Rencana Induk: Membuat sebuah rencana induk pengembangan desa wisata sejarah yang komprehensif, bekerja sama dengan para ahli.
Pusat Informasi atau Museum Mini: Mendirikan sebuah pusat informasi atau museum kecil di desa untuk menampilkan artefak-artefak yang telah ditemukan dan menyajikan narasi sejarah desa secara menarik.
Pengembangan Paket Wisata Edukasi: Merancang paket-paket wisata edukatif yang ditujukan bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk belajar sejarah langsung di lokasi.
Penguatan Peran Juru Kunci: Memformalkan dan memperkuat peran para juru kunci atau kuncen sebagai narator utama dan penjaga situs.
Sebagai kesimpulan, Desa Condongcampur adalah sebuah buku sejarah yang halamannya terhampar di atas tanah, sawah, dan pemukiman warganya. Ia menawarkan pelajaran berharga tentang perjalanan panjang peradaban, akulturasi, dan toleransi. Harta karun terbesar desa ini bukanlah emas atau permata, melainkan kisahnya yang agung. Masa depan kemakmuran Desa Condongcampur akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk merawat, menginterpretasikan, dan membagikan warisan luar biasa ini kepada dunia.
